Selasa, 22 Januari 2013

Sociolinguistics


Apa itu sosiolinguistik? Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang bersifat antardisiplin yakni gabungan antara sosiologi dan linguistik ysng mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.
A. Dialek adalah macam-macam bahasa yang dengan sistematik berbeda dengan yang macam-macam bahasa yang sama.
Contoh  Regional : Kowe ojo ngono maning.(Tegal)
                    Sosial : Kamu jangan kaya gitu lagi.

B. Style adalah dialek-dialek situai secara formal dan tidak formal.
      Contoh : Regional: gue lagi males nih.( orang Jakarta, bahasa informal)
                    Sosial : Ladies and gentlemen, welcome 2011. (formal)

C. Slang adalah ragam bahasa tidak resmi, dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kelompok sosial terteentu untuk komunnikasi intern, dengan maksud, agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Contoh: kata bahasa Indonesia mobil dapat di ubah wujudnya menjadi bo'il, bolim, demobs atau kosmob. Truck : track, trailer.

D. Laras bahasa (bahasa Inggris: register) Ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu
Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu (1) beku (frozen), (2) resmi (formal), (3) konsultatif (consultative), (4) santai (casual), dan (5) akrab (intimate).

1). Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Contoh: “Hakim memutuskan bahwa terdakwa dinyatakan bersalah”.

2). Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Contoh: “Para hadirin yang saya hormati, dalam pidato kali ini saya akan membahas tentang kebersihan lingkungan.”

3). Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Contoh:
Pembeli: Bu, tomatnya harganya berapa?
Penjual : Harganya Rp 15.000,00 Bu. Mau beli berapa kilo?
Pembeli : Saya tawar Rp 8.000,00 ya Bu, tapi saya beli 1 kilo.

4). Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
Contoh:  Ana: “Maaf, aku gag sengaja menjatuhkan bukumu”.
  Dina: “Oh iya gag apa-apa kok.”

5). Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Contoh : Ayah: “Bagaimana kuliahmu, Nak?”
              Anak : “Lancar,yah. Tumben ayah menanyakan kuliahku?”

E. Jargon adalah istilah khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Jargon biasanya tidak dipahami oleh orang dari bidang kehidupan yang lain. Misalkan "jargon komputer" berarti istilah-istilah yang berhubungan dengan komputer secara khusus dan hanya dipahami oleh orang-orang yang berhubungan dengan bidang computer. Contoh: RAM, bit, byte, CPU, and hardisk.

F. Code switching/shifting adalah alih kode Alih kode terjadi pada saat seseorang beralih kode dari satu kode atau bahasa ke kode atau bahasa lainnya. Faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode antara lain penutur telah mengetahui
latar belakang lawan tuturnya sehingga penutur beralih kode untuk menunjukkan rasa
solidaritas dan identitasnya kepada lawan tutur dan adanya pemilihan topik dimana penutur memilih suatu bahasa yang tepat untuk digunakan.
 Contoh : “Innalillahi wa innalillahi rajiun. Saya dan keluarga turut berduka cita ya pak”(Pembicara beralih kode/ bahasa Arab ke Bahasa Indonesia)
           

G. Code mixing and language shifting adalah campur kode terjadi
saat seseorang mencampur elemen dari suatu bahasa (seperti kata, klausa, frase) ke elemen bahasa lainnya. faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode antara lain menunjukkan kemampuan penutur kepada lawan tuturnya karena penutur dapat menggunakan bahasa lain, menunjukkan rasa solidaritas dan identitas penutur, serta penutur hendak memberikan suatu maksud kepada lawan tutur.
Contoh:  2 orang Jepang sedang berkomunikasi
Tika : “Angger san, Konnichiwa. Ii tenki desune. If it doesn’t rain, I will go to your home”. ( Selamat siang Angger. Cuaca cerah ya. Jika tidak hujan, aku akan ke rumahmu).
Angger : “Konnichiwa. Soo desune.” (Selamat siang. Iya ya)

Kedua orang Jepang tersebut berbicara dengan bahasa Jepang, namun Angger mencampurkan kode/bahasa lain yantu Bahasa Inggris desertai Klausa kata keterangan/adverbial clause, “if it doesn’t rain.” Angger menunjukkan kemampuan penutur kepada lawan tuturnya karena penutur dapat menggunakan bahasa lain, menunjukkan rasa solidaritas dan identitasnya, serta penutur hendak memberikan suatu maksud kepada lawan tutur/tika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar