Selasa, 22 Januari 2013

Pragmatics


Apa itu pragmatik?
 Pragmatik adalah menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
(Yule (1996: 3)

A. Apa perbedaan Tindak Lokusi, illokusi, dan perlokusi? Beri 1 contoh masing-masing tindak! Menurut (Thomas 1995: 49).
      Tindak lokusioner berkaitan dengan produksi ujaran yang bermakna,
      tindak ilokusioner terutama berkaitan dengan intensi atau maksud pembicara, dan
tindak perlokusioner berkaitan dengan efek pemahaman pendengar terhadap maksud pembicara yang terwujud dalam tindakan .
Contoh: Tindak Lokusi: my saying to you, “Don’t go into the water”.
                        Boss: “undercover? This is not your private army. Is she ok?
Daniel : “ she is good. In fact she spent half her childhood on a horse.”
Pada ujaran di atas terdapat beberapa lokusi, yaitu “under cover?” This is not your private army. Is she ok? (ujaran dari boss). Bentuk kalimatnya terdiri dari dua kalimat tanya dan satu kalimat negative.
Lokusi dari ujaran Daniel adalah she is good. In fact she spent half her childhood
on a horse.

Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan , dan dimana tindakan tutur itu dilakukan. Contoh: boss: “This is not your private room, don’t stay here, this is my room!”
Pada ujaran diatas terdapat tindak ilokusi yaitu penutur melarang untuk memerintahkan sesorang melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi si penutur.

Tindak tutur perlokusi yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
Contoh : daniel :”I’m telling you to go by bus”. Pada ujaran diatas terdapat tindak perlokusi yaitu penutur memerintahkan penutur untuk bekerja sesuai dengan aturan yang ada.

B. Prinsip kerja sama:  terjadi ketika penutur dan penutur lainnya berbicara dengan jujur, dalam topik yang sama, dan ujarannya tidak bermakna ambigu. Dalam prinsip kerja sama terdapat empat jenis maksim yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, dan maksim cara.
a.    Maksim Kuantitas
Penutur dikatakan mematuhi maksim ini apabila ia memberikan informasi yang dibutuhkan dengan tidak berlebihan atau kurang.
Contoh: A: What you name?
       B: My name is Tika.

(Ketika ditanya memberi jawaban secukupnya saja atau sebanyak yang dibutuhkan. Tidak perlu memberikan jawaban selain informasi tentang namanya, seperti alamat, umur,dll.)

b.    Maksim Kualitas
Penutur berbicara dengan jujur dan sesuai kenyataan yang ada.
Contoh: A : What is the capital city of Japan?
                               B: Tokyo. 
( B memang tahu harus menjawab Tokyo, hal tersebut tidak terbantahkan lagi, namun bisa saja terjadi kesengajaan , seorang penutur melanggar maxim ini. Hal itu tentu mempunyai maksud menimbulkan efek lucu).

c.    Maksim Hubungan
Segala yang diucapkan oleh penutur harus relevan dengan ujaran yang diucapkan sebelumnya.
Contoh: A: there’s somebody at the door. Open the door!
                        B: I am in the bath.

d.    Maksim Cara
Penutur dikatakan mematuhi aturan maksim ini apabila ia berbicara secara ringkas dan efisien serta menhindari ketidak-jelasan dan ambiguitas.
Penutur biasanya memang tidak mengharapkan lawan bicaranya mengetahui apa yang sebenarnya ingin ia utarakan.
Contoh: “Thank you chairman, just to clarify one point. There is a meeting on the police committee on Monday and there is an item in their budget for the provision of their camera.”

C. Prinsip kesopanan
a.    Maksim Kebijaksanaan
Maksim ini lebih fokus pada penutur yang mengatakan ujarannya dengan meminimalisasikan kerugian penutur dan memaksimalisasikan keuntungan bagi penutur. Contoh : “Would you mind answering the phone?”(Polite)
b.    Maksim Kedermawanan
Maksim kedermawanan fokus kepada penutur yang mengatakan ujarannya dengan meminimalisasi keuntungan untuk diri sendiri.
Contoh: “Would you like these pencil sharpened?”


c.    Maksim Pujian
Maksim ini meminimalisasi merendahkan penutur dan memaksimalkan pujian kepada penutur lain. Maksim ini sama dengan strategi kesopanan yang menghindari ketidaksetujuan dan kesopanan positif yang menunjukkan solidaritas.
Contoh: “Mark, you are very efficient and make “Mark, you are very efficient and make notes of everything, you must have copy of that websites address we were given today.”
d.    Maksim Kerendah-hatian
Meminimalisasikan pujian kepada penutur dan memaksimalisasikan merendahkan penutur.
 Contoh:
               A: You were so friendly to us.
               B: Yes, I was, wasn’t I?
e.    Maksim Kesetujuan
Meminimalisasikan ketidaksetujuan seorang penutur dan memaksimalisasi kesetujuan penutur.
Contoh:  A: A referendum will satisfy everybody.
                           B: yes, definitely
f.     Maksim Simpati
Meminimalisasi simpati antara penutur dengan penutur lainnya dan memaksimalisasi simpati antar penutur.
Contoh: “I am terribly sorry to hear that your grandfather died.”

       D. Deskripsikan tiga ekspresi deixis!
         Deixis merupakan acuan dengan cara ekspresi yang penafsiran adalah relatif extralinguistic     konteks dari ucapan, seperti
a)     yang berbicara
b)    waktu atau tempat berbicara
c)     gerak dari pembicara
d)    lokasi saat ini di wacana
         Contoh: Personal atau possessive pronouns (I, You, mine, yours)
            Demonstrative pronoun (this, that)
            Spatial/temporal) kata keterangan (here, there, now)
            Personal deixis ( you, us)
Spatial deixis (here, there)
Contoh: “I am over here.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar