Apa
itu pragmatik?
Pragmatik adalah menyebutkan empat definisi
pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang
mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang
makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan
oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak
sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
(Yule (1996: 3)
A.
Apa perbedaan Tindak Lokusi, illokusi, dan perlokusi? Beri 1 contoh
masing-masing tindak! Menurut (Thomas 1995: 49).
Tindak lokusioner
berkaitan dengan produksi ujaran yang bermakna,
tindak ilokusioner
terutama berkaitan dengan intensi atau maksud pembicara, dan
tindak
perlokusioner
berkaitan dengan efek pemahaman pendengar terhadap maksud pembicara yang
terwujud dalam tindakan .
Contoh: Tindak Lokusi: my
saying to you, “Don’t go into the water”.
Boss: “undercover? This
is not your private army. Is she ok?
Daniel : “ she is good. In
fact she spent half her childhood on a horse.”
Pada ujaran di atas
terdapat beberapa lokusi, yaitu “under cover?” This is not your private army.
Is she ok? (ujaran dari boss). Bentuk kalimatnya terdiri dari dua kalimat tanya
dan satu kalimat negative.
Lokusi dari ujaran Daniel
adalah she is good. In fact she spent half her childhood
on a horse.
Tindak tutur ilokusi,
yaitu tindak tutur yang mengandung maksud berkaitan dengan siapa bertutur
kepada siapa, kapan , dan dimana tindakan tutur itu dilakukan. Contoh: boss:
“This is not your private room, don’t stay here, this is my room!”
Pada ujaran diatas
terdapat tindak ilokusi yaitu penutur melarang untuk memerintahkan sesorang
melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi si penutur.
Tindak tutur perlokusi yaitu
tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
Contoh : daniel :”I’m
telling you to go by bus”. Pada ujaran diatas terdapat tindak perlokusi yaitu
penutur memerintahkan penutur untuk bekerja sesuai dengan aturan yang ada.
B.
Prinsip kerja sama: terjadi ketika penutur dan penutur lainnya
berbicara dengan jujur, dalam topik yang sama, dan ujarannya tidak bermakna
ambigu. Dalam prinsip kerja sama terdapat empat jenis maksim yaitu maksim
kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, dan maksim cara.
a.
Maksim
Kuantitas
Penutur dikatakan mematuhi
maksim ini apabila ia memberikan informasi yang dibutuhkan dengan tidak
berlebihan atau kurang.
Contoh:
A: What you name?
B: My name is Tika.
(Ketika ditanya memberi
jawaban secukupnya saja atau sebanyak yang dibutuhkan. Tidak perlu memberikan
jawaban selain informasi tentang namanya, seperti alamat, umur,dll.)
b.
Maksim
Kualitas
Penutur berbicara dengan
jujur dan sesuai kenyataan yang ada.
Contoh:
A : What is the capital city of Japan?
B: Tokyo.
( B memang tahu harus
menjawab Tokyo, hal tersebut tidak terbantahkan lagi, namun bisa saja terjadi
kesengajaan , seorang penutur melanggar maxim ini. Hal itu tentu mempunyai
maksud menimbulkan efek lucu).
c.
Maksim
Hubungan
Segala yang diucapkan oleh
penutur harus relevan dengan ujaran yang diucapkan sebelumnya.
Contoh:
A: there’s somebody at the door. Open the door!
B: I am in the bath.
d.
Maksim
Cara
Penutur dikatakan mematuhi
aturan maksim ini apabila ia berbicara secara ringkas dan efisien serta
menhindari ketidak-jelasan dan ambiguitas.
Penutur biasanya memang
tidak mengharapkan lawan bicaranya mengetahui apa yang sebenarnya ingin ia
utarakan.
Contoh: “Thank you
chairman, just to clarify one point. There is a meeting on the police committee
on Monday and there is an item in their budget for the provision of their
camera.”
C. Prinsip kesopanan
a.
Maksim
Kebijaksanaan
Maksim ini lebih fokus
pada penutur yang mengatakan ujarannya dengan meminimalisasikan kerugian penutur
dan memaksimalisasikan keuntungan bagi penutur. Contoh : “Would you mind
answering the phone?”(Polite)
b.
Maksim
Kedermawanan
Maksim kedermawanan fokus
kepada penutur yang mengatakan ujarannya dengan meminimalisasi keuntungan untuk
diri sendiri.
Contoh: “Would you like
these pencil sharpened?”
c.
Maksim
Pujian
Maksim ini meminimalisasi
merendahkan penutur dan memaksimalkan pujian kepada penutur lain. Maksim ini
sama dengan strategi kesopanan yang menghindari ketidaksetujuan dan kesopanan
positif yang menunjukkan solidaritas.
Contoh: “Mark, you are
very efficient and make “Mark, you are very efficient and make notes of
everything, you must have copy of that websites address we were given today.”
d.
Maksim
Kerendah-hatian
Meminimalisasikan
pujian kepada penutur dan memaksimalisasikan merendahkan penutur.
Contoh:
A: You were so friendly to us.
B: Yes, I was, wasn’t I?
e.
Maksim
Kesetujuan
Meminimalisasikan
ketidaksetujuan seorang penutur dan memaksimalisasi kesetujuan penutur.
Contoh: A: A referendum will satisfy everybody.
B:
yes, definitely
f.
Maksim
Simpati
Meminimalisasi simpati
antara penutur dengan penutur lainnya dan memaksimalisasi simpati antar
penutur.
Contoh: “I am terribly
sorry to hear that your grandfather died.”
D.
Deskripsikan tiga ekspresi deixis!
Deixis merupakan acuan
dengan cara ekspresi yang penafsiran adalah relatif extralinguistic konteks dari
ucapan, seperti
a) yang berbicara
b) waktu atau tempat berbicara
c) gerak dari pembicara
d) lokasi saat ini di wacana
Contoh: Personal atau possessive
pronouns (I, You, mine, yours)
Demonstrative
pronoun (this, that)
Spatial/temporal)
kata keterangan (here, there, now)
Personal
deixis ( you, us)
Spatial deixis (here,
there)
Contoh: “I am over here.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar