Ini yang IWB kuatirkan brosis. Setelah sekian lama menjadi pembalap yang dipuja dan menempati posisi teratas…tiba-tiba harus menelan pil pahit lewat kekalahan bertubi-tubi. Harapanpenampilan akan membaik dengan motor dan sasis baru…hanya mimpi disiang hari. Kini Rossi tidak bisa menutupi kegundahan hatinya. Terlihat secara psikis dan mental The Doctor saat ini pada kondisi yang sangat kritis…..
Hal ini bisa kita tangkap dari artikel yang dikeluarkan oleh Crash. Secara gamblang….judul terpampang dengan jelas mengungkapkan pengakuan Rossi bahwa doi tidak mampu mengendarai motor Ducati. Bahkan untuk sekedar menyamai performa Hector Barbera, pembalap legendaris tidak berdaya. Apalagi mengejar Hayden…
“I can’t ride this bike, I can’t make the difference, I can’t even keep up with Hayden’s pace, who I used to go quick against in comparison. Nicky managed to do a good race with the other works Ducati, but he still ended up only sixth. Probably we are going worse than last year because we managed to be seventh back then… What can I say? I want to be frank. I can’t ride this bike well, even in comparison with my fellow Ducati..” ===> awww man :( :(
- Rossi/Crash-
Kalau kita baca kata perkata, tidak ditemukan rasa optimisme. Hanya keputus asaan serta kebingungan. Memang…Ducati adalah motor unik. Tidak semua pembalap nyaman mengendarai diatasnya. The Doctor harusnya mempertimbangkan dan menganalisa secara matang sebelum bergabung dengan tim merah. Sebab banyak rider cemerlang terbukti gagal mengeluarkan potensi sesungguhnya. Masih ingat Sete Gibernau? atau Marco Melandri? Mereka adalah dua contoh pembalap tajam yang mandul ketika nunggang Ducati. Bahkan sang gaek Capirossi tidak cukup konsisten untuk selalu mengisi podium terdepan. Hanya siAussie Stoner yang klop dengan Desmosedici. Sayang…The Doctor kurang jeli menangkap sinyal yang ada….
Nasi sudah menjadi bubur. The Doctor harus bangkit serta mengumpulkan semangat yang tersisa. Toh musim 2012 adalah kontrak terakhir. Apalagi Qatar baru seri pembuka. Siapa tahu akan ada keajaiban yang bisa membuat rasa percaya diri kembali terpatri. Namun kalau 5 bulan kedepan tetap terlempar dari podium, sudah saatnya silegendaris mempertimbangkan untuk keluar dari Ducati dan kembali bergabung dengan pabrikan Jepang. Tidak bisa diingkari, kendaraan Nippon-lah yang menempa skill dan gaya balap Rossi sejak doi bergabung dengan kelas para raja. So untuk merubah semuanya ketika usia sudah tidak muda lagi…bukanlah perkara mudah. Gimana menurut brosis semua?….(Iwb)
Posted by iwanbanaran in Ducati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar